Selasa, 23 Juli 2024

Penyakit Menular TBC

 

Tuberkulosis (TBC)

Penyakit Menular yang Perlu Diketahui


 Bakteri Mycobacterium tuberculosis adalah penyebab penyakit menular TBC, yang dapat menginfeksi organ tubuh, terutama paru-paru, tetapi juga dapat menginfeksi ginjal, otak, tulang, dan bagian tubuh lainnya. Selama bertahun-tahun, TBC telah menjadi masalah kesehatan global dan masih menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia. Dalam artikel ini, kami akan membahas lebih lanjut tentang penyebab TBC, gejala, diagnosa, diagnosis, pengobatan, dan pencegahan penyakit tersebut.

Penularan tuberkulosis (TB) terjadi melalui inhalasi droplet yang tidak disengaja saat penderita bersin atau batuk. Oleh karena itu, orang yang tinggal serumah dengan Mycobacterium tuberkulosis mempunyai risiko lebih tinggi untuk menularkan penyakit paru-paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis.

 TBC paru menimbulkan gejala berupa batuk berdahak dan berdarah lebih dari tiga minggu.Selain itu, penderita juga mengalami gejala lain seperti demam, nyeri dada, dan keringat malam.

Penyebab TBC: Bakteri Mycobacterium tuberculosis menyebabkan TBC, yang dapat menyebar melalui percikan dahak dari individu yang terinfeksi. Bakteri ini dapat menyebar dengan mudah melalui batuk, bersin, atau berbicara dengan orang yang terinfeksi. Infeksi TBC lebih sering terjadi pada individu yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti pasien HIV/AIDS.

Gejala TBC: Gejala dapat berbeda-beda tergantung pada organ mana yang terinfeksi TBC. Gejala TBC paru-paru biasanya termasuk batuk yang berlangsung lebih dari dua minggu, batuk berdarah, nyeri dada, kelelahan, penurunan berat badan, demam, dan keringat pada malam hari. Gejala TBC ekstrapulmoner dapat berasal dari infeksi organ, seperti nyeri tulang akibat TBC tulang, atau masalah neurologis akibat TBC otak.

Diagnosa TBC: Bakteri TBC dapat dideteksi melalui berbagai tes, termasuk tes kulit (Mantoux), tes darah (IGRA), dan tes dahak. Tes dahak adalah tes yang paling umum digunakan untuk menemukan bakteri TBC. Selain itu, pemeriksaan radiologi seperti sinar-X dada juga dapat membantu dalam diagnosis TBC.

Diagnosa TBC: Bakteri TBC dapat dideteksi melalui berbagai tes, seperti tes kulit (Mantoux), tes darah (IGRA), dan tes dahak. Tes dahak adalah yang paling umum digunakan untuk menemukan bakteri TBC. Selain itu, pemeriksaan radiologi seperti sinar-X dada juga dapat membantu dalam diagnosis TBC.

Pencegahan TBC: Pencegahan TBC terdiri dari vaksinasi bayi dengan BCG (Bacillus Calmette-Guérin), yang diberikan secara rutin di banyak negara di seluruh dunia. Untuk mencegah penyebaran TBC, orang harus tetap bersih dan tidak berinteraksi dengan orang yang terinfeksi.

Jutaan orang di seluruh dunia menderita tuberkulosis (TBC). Sangat penting untuk mencegah TBC dengan mengidentifikasi gejala, membuat diagnosis dini, dan menerima pengobatan yang tepat. Selain itu, langkah-langkah pencegahan, seperti vaksinasi dan menjaga kebersihan, dapat membantu mengurangi penyebaran penyakit ini. Langkah penting untuk memerangi TBC dan menjaga kesehatan publik secara keseluruhan adalah meningkatkan kesadaran dan edukasi tentang penyakit tersebut.

Apa saja faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terkena TBC?

Faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko terkena TBC antara lain:

1.     gangguan sistem kekebalan tubuh seperti diabetes, penyakit ginjal akut, kanker di kepala, leher, dan darah

2.     menjalani pengobatan kanker atau mengonsumsi steroid dalam jangka waktu yang lama.

3.     Malnutrisi atau kurang berat badan

4.     gaya hidup yang berbahaya, seperti merokok dan minum alkohol,

5.     Faktor usia, di mana anak-anak di bawah lima tahun memiliki risiko yang lebih besar untuk menderita TBC aktif.

6.     Tempat yang tidak menyenangkan, seperti tempat yang kotor, lembap, dan berdebu.

7.     Jangan tinggal di daerah di mana kasus TBC sering terjadi.

8.     Kontak orang yang memiliki TBC.

9.     Makan obat tertentu yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh

 

Untuk mengurangi risiko terkena TBC, penting untuk mengidentifikasi faktor risiko ini dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat, seperti menjaga kebersihan diri, menghindari kontak dengan penderita TBC, dan menjalankan gaya hidup sehat.



 

 

 

gambar virus dari pixabay 


Baca Juga

Prospek Kerja S1 Adminkes

Pengaruh Pendidikan S1 Administrasi Kesehatan

Penyebab Terjadinya Skoliosis

Program Jaminan Kesehatan Nasional(JKN)

Menjaga Kesehatan Mata

Inovasi Pembelajaran S1 Administrasi Kesehatan

Kesehatan Reproduksi bagi Remaja

Mengatasi Rambut Rontok

Penyebab Asam Urat





Penyebab Asam Urat

PENYEBAB, GEJALA, DAN CARA MENGATASI PENYAKIT ASAM URAT



Asam urat adalah suatu kondisi yang menyebabkan nyeri luar biasa, bengkak, dan rasa terbakar pada persendian.Semua persendian tubuh beresiko terkena asam urat, nammun jari tangan, lutut, pergelangan kaki, dan jari kaki yang rentan.

Secara umum, penyakit ini lebih mungkin terjadi pada pria, terutama pada usia di atas 30 tahun. Asam urat dapat terjadi pada wanita pascamenopause. Nyeri pada pasien asam urat dapat berlangsung selama 3 hingga 10 hari, dan gejala berkembang pesat dalam beberapa jam pertama.Masyarakat sering menyamakan asam urat dengan rematik.Rematik sebenarnya adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan nyeri pada sendi dan otot yang meradang.

 Asam urat, juga dikenal sebagai gout, adalah penyakit yang disebabkan oleh penumpukan kristal asam urat di dalam tubuh, terutama di persendian. Pola makan yang salah, terutama yang mengandung banyak purin, adalah faktor yang sering menyebabkan penyakit ini.

Penyebab Asam Urat

1. Pola Makan yang Salah

Salah satu penyebab utama asam urat adalah pola makan yang salah, terutama makan makanan yang tinggi purin. Makanan yang tinggi purin dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah, yang dapat menyebabkan kristal asam urat di persendian.

2. Faktor Genetik

Faktor genetik juga dapat mempengaruhi risiko terkena asam urat; beberapa individu memiliki gen yang membuat mereka lebih rentan terhadap asam urat, yang dapat meningkatkan kemungkinan mereka mengalami penyakit ini.

3. Faktor Lain

Usia, tekanan darah tinggi, dan kekurangan cairan dalam tubuh adalah faktor lain yang dapat meningkatkan risiko asam urat. Penderita hipertensi atau dehidrasi juga lebih rentan.

Gejala Asam Urat

1. Nyeri Sendi

Gejala utama asam urat adalah nyeri sendi mendadak, yang biasanya muncul pada malam hari dan sangat sakit meskipun bergerak sedikit.

2. Bengkak dan Kemerahan

Ada kemungkinan kulit di sekitar sendi yang terkena infeksi menjadi kemerahan dan bengkak. Gejala ini biasanya disertai dengan demam, kelelahan, dan tubuh yang lemah.

3. Lokasi Penyakit

Kristal asam urat biasanya ditemukan di persendian lutut dan pergelangan kaki, tetapi mereka juga dapat ditemukan di tempat lain seperti ginjal, retina mata, daun telinga, dan ujung jari.

Pencegahan dan Pengobatan

1. Pola Makan Sehat

Terjadinya asam urat dapat dicegah dengan memakan makanan yang rendah purin, seperti ikan laut, daging merah, dan sayuran berdaun hijau.

2. Obat-obatan

Obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAIDs) dan colchicine adalah beberapa obat yang dapat digunakan untuk mengobati asam urat. Obat-obatan ini dapat membantu mengurangi nyeri dan bengkak di sendi.

3. Olahraga dan Hidrasi

Berolahraga dan minum cukup air dapat membantu Anda menghindari dehidrasi dan menurunkan risiko asam urat.

Metode untuk menurunkan kadar asam urat dalam darah

1. Menghindari Makanan yang Mengandung Purin Tinggi

·       Jangan mengonsumsi daging babi asap, daging sapi muda, hati, rusa, teri, sarden, kerang, ikan haring, atau kerang yang telah dimasak.

·       Pilih makanan yang tidak mengandung purin, seperti kentang, buah-buahan, dan produk khusus yang tidak mengandung lemak atau susu.

2. Mengonsumsi Makanan yang Mengandung Magnesium

·       Makanan yang mengandung magnesium dapat menurunkan kadar asam urat, seperti apel, yang mengandung asam malat.

3. Menghindari Makanan yang Mengandung Gula Tinggi

·       Pilih makanan yang mengandung gula alami dan menyehatkan, seperti buah-buahan, karena dapat meningkatkan kadar asam urat.

4. Menghindari Minuman Beralkohol

·       Mengingat alkohol mengandung senyawa purin, yang dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat, sebaiknya hindari atau kurangi konsumsi alkohol.

5. Mengonsumsi Biji Seledri

·       Konsumsilah biji seledri sebagai bumbu dalam makanan atau sebagai teh herbal untuk menurunkan kadar asam urat karena kandungan senyawa luteolin dan beta selinene dalam biji seledri.

6. Mengonsumsi Air Rebusan Daun Jelatang

·       Sifat anti-inflamasi daun jelatang dapat membantu menurunkan kadar asam urat. Air rebusan daun jelatang harus diminum sebagai teh herbal.

7. Mengonsumsi Makanan Berserat

·       Konsumsi makanan berserat seperti sayuran dan buah-buahan dapat membantu menurunkan kadar asam urat.

8. Menghindari Obat-obatan yang Meningkatkan Kadar Asam Urat

·  Hindari mengonsumsi obat apa pun yang dapat meningkatkan kadar asam urat Anda. Sebelum menggunakan obat baru, konsultasikan dengan dokter Anda.


Baca Juga





Mengatasi Rambut Rontok

 GEJALA DAN CARA MENGATASI RAMBUT RONTOK




 Apa Rambut Rontok?

Rambut rontok tidak hanya terjadi pada rambut di kulit kepala, tetapi juga pada rambut di bagian tubuh lainnya. Kondisi ini bisa bersifat sementara atau permanen. Rambut rontok dapat terjadi karena faktor genetik, perubahan hormonal, masalah medis, penuaan, atau perawatan yang dijalani oleh orang yang mengalaminya.

Rambut rontok dianggap normal apabila jumlah rambut rontok tidak berlebihan. Namun jika rambut rontok terjadi secara tiba-tiba dan cenderung sangat serius, tentu kondisi ini tidak boleh dianggap remeh. Hal ini terutama berlaku jika satu atau lebih area kepala Anda mengalami kebotakan karena rambut rontok. Secara medis, kondisi rambut rontok mendadak ini disebut dengan alopecia areata. Kondisi ini biasanya menimbulkan gejala rambut rontok dalam beberapa hari atau minggu. Orang yang terkena dampak juga mungkin mengalami berbagai gejala yang tidak menyenangkan, termasuk gatal dan rasa terbakar di kepala. Dikatakan bahwa penyakit ini dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang usia atau jenis kelamin. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui apa itu alopecia, gejala apa saja yang bisa terjadi, dan faktor apa saja yang menyebabkan berkembangnya alopecia.

Rambut rontok yang berkepanjangan dapat menyebabkan kebotakan. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui penyebab rambut rontok dan mengobatinya sesegera mungkin dengan cara yang tepat.

Penyebab Rambut Rontok:

1). Riwayat keluarga (genetika). Penyebab paling umum dari kerontokan rambut adalah faktor genetik yang berhubungan dengan penuaan. Kondisi ini disebut androgenetic alopecia, kebotakan pola pria, dan kebotakan pola wanita. Biasanya hal ini terjadi secara bertahap dan dalam pola yang dapat diprediksi. Artinya, pria mengalami penurunan garis rambut dan kebotakan, sedangkan wanita mengalami kerontokan rambut di sepanjang kulit kepala.

2).Perubahan hormonal dan penyakit. Ada beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkan kerontokan rambut permanen atau sementara, antara lain perubahan hormonal akibat kehamilan, persalinan, menopause, dan masalah tiroid.Kondisi yang dapat menyebabkan rambut rontok antara lain alopecia areata, yang berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan kerontokan rambut tidak merata, infeksi kulit kepala seperti kurap, dan kondisi mencabut rambut yang disebut trikotilomania.

4). obat-obatan dan suplemen nutrisi. Rambut rontok juga bisa menjadi efek samping pengobatan tertentu, termasuk kanker, radang sendi, depresi, penyakit jantung, asam urat, dan tekanan darah tinggi.

5). Terapi radiasi pada kepala. Setelah perawatan ini, rambut mungkin tidak tumbuh sebaik sebelumnya.

6).Trauma. Banyak orang mengalami kerontokan rambut secara menyeluruh beberapa bulan setelah trauma fisik atau emosional. Kerontokan rambut jenis ini bersifat sementara.

7).gaya rambut dan perawatan. Penataan rambut dan gaya rambut yang berlebihan seperti kepang dan kepang dapat menyebabkan jenis rambut rontok yang disebut traksi alopecia.

Perawatan rambut jangka panjang dengan suhu tinggi juga dapat menyebabkan rambut rontok. Jika jaringan parut terjadi, hal ini dapat menyebabkan kerontokan rambut permanen.

Gejala Rambut Rontok:

1) Penipisan kepala secara bertahap: Ini adalah gejala paling umum dari kerontokan rambut terkait usia. Pada pria, rambut sering kali mulai surut dari dahi membentuk garis berbentuk M. Wanita biasanya memiliki area rambut yang lebih luas di bagian atas kepalanya. 2). Rambut rontok tidak merata atau tidak merata: Beberapa orang mengalami bintik-bintik botak seukuran koin di kulit kepala, janggut, dan alis. 3) Sebelum rambut rontok, kulit mungkin terasa gatal atau perih. 4) Rambut Rontok Mendadak: Trauma fisik atau emosional dapat menyebabkan rambut rontok. Beberapa helai rambut mungkin rontok saat Anda menyisir atau mencuci rambut, atau bahkan setelah menarik rambut dengan lembut. Rambut rontok di sekujur tubuh : Penyakit dan pengobatannya seperti : B. Kemoterapi kanker dapat menyebabkan rambut rontok di seluruh tubuh. Rambut biasanya tumbuh kembali. Deposit di kulit kepala: Infeksi seperti kurap dapat menyebabkan bercak terkelupas di kulit kepala. Hal ini mungkin disertai dengan rambut rontok, kemerahan, bengkak, dan mungkin keluarnya cairan.

Cara Mengatasi Rambut Rontok yang Berlebihan:

Rambut rontok berlebihan yang disebabkan oleh faktor luar, stres, atau perubahan hormonal seperti kehamilan atau menopause tidak memerlukan pengobatan khusus.

Rambut rontok akibat penyebab ini biasanya berhenti dengan sendirinya seiring dengan pemulihan atau adaptasi tubuh. Defisiensi nutrisi biasanya tidak memerlukan penanganan khusus kecuali disebabkan oleh masalah kesehatan tertentu.

Selain itu jika anda memiliki kondisi Kesehatan yang menyebabkan ramut rontok, hal tersebut bukan hanya gejala rambut rontok dan harus segera ditangani

1. Mengonsumsi Obat Jika Anda berkonsultasi dengan dokter kulit untuk mengetahui cara mencegah kerontokan rambut, ia mungkin akan meresepkan obat tergantung pada penyebab kerontokan rambut parah yang Anda alami. Jika penyebabnya adalah genetik, minoksidil dan tretinoin oral dapat diresepkan. Sebaliknya jika penyebabnya hormonal, obat yang menekan produksi hormon androgenik mungkin akan diresepkan.

2. Produk Perawatan Rambut No. bukanlah produk perawatan rambut biasa, melainkan produk perawatan rambut rontok parah yang mengandung bahan dan suplemen peningkat pertumbuhan rambut, seperti minoxidil, aminexyl, dan kafein. Merawat rambut dan kulit kepala dengan benar tidak hanya mengatasi rambut rontok dan ketombe, tetapi juga membantu mencegah rambut rontok.

 3. Mengelola Stress Solusi lain untuk mengatasi kerontokan rambut berlebih adalah dengan mengatasi stres yang merupakan pemicu utama kerontokan rambut. Ada beberapa cara untuk mencegah rambut rontok. Diantaranya adalah meditasi, ibadah dan doa, olah raga teratur, makan makanan bergizi, dan melakukan hobi. Jika Anda merasa kesulitan, pertimbangkan untuk berbicara dengan ahli kesehatan mental untuk mempelajari cara mengatasi stres dengan lebih baik.

 4. Meningkatkan Gizi Malnutrisi salah satu penyebab rambut rontok terus-menerus. Rambut rontok berlebihan bisa terjadi jika Anda tidak mengonsumsi cukup protein dan asam amino. Hal yang sama juga berlaku jika Anda melakukan diet ketat yang membuat anda kekurangan nutrisi. Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang merupakan salah satu cara mengatasi rambut rontok secara alami dan permanen dengan menggunakan bahan-bahan alami dan bekerja cepat. Jika Anda masih merasa diet saja belum cukup, Anda bisa mengonsumsi suplemen yang mengandung vitamin seperti vitamin B, vitamin D, vitamin A, zat besi, zinc, dan selenium untuk mengatasi kerontokan rambut parah. Vitamin kekeringan dan rambut rontok ini mengurangi rontoknya rambut mengonsumsi buah juga bisa mengatasi rambut rontok secara alami dan permanen. Buah-buahan mempunyai banyak nutrisi penting yang dapat memperkuat folikel rambut dan dapat meminalisir rambut rontok. Buah-buahan mengandung bahan alami yang mencegah rambut rontok dan membuat rambut Anda bersinar alami. Buah-buahan yang mengandung vitamin C, seperti jeruk     dan kiwi, merangsang kulit dan rambut untuk memproduksi kolagen yang memperkuat rambut dan meningkatkan vitalitasnya. Buah pepaya yang kaya akan vitamin A juga dapat bermanfaat sebagai suplemen rambut rontok karena menjaga kelembapan dan kesehatan kulit kepala.

5. Suntikan Kortikosteroid dengan cara mengatasi rambut rontok berlebih pada wanita dan pria adalah dengan suntik kortikosteroid. Cara ini merupakan salah satu cara meregenerasi rambut rontok dan sangat dianjurkan untuk mencegah rambut rontok akibat penyakit autoimun (alopecia areata). Kortikosteroid disuntikkan ke kulit kepala yang tidak rata dan harus diulang setiap 4 hingga 8 minggu.

6. Terapi Laser Terapi laser dosis rendah dapat dilakukan untuk mencegah alopecia herediter, alopecia areata, dan kemoterapi. Cara ini aman, namun Anda mungkin harus menjalankannya beberapa kali untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

gambar rambut rontok dari pixabay

Baca Juga





Kesehatan Reproduksi Bagi Remaja

PENTINGNYA PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI BAGI REMAJA


Menjaga kesehatan reproduksi sangatlah penting terutama bagi remaja. Karena masa remaja merupakan masa yang paling tepat, khususnya bagi remaja putri, untuk mengembangkan kebiasaan baik dalam menjaga kebersihan, yang merupakan manfaat yang sangat penting dalam jangka panjang.

Pengetahuan tentang masalah reproduksi tidak hanya penting bagi remaja putri, tetapi juga bagi remaja putra untuk mengetahui dan memahami bagaimana hidup dengan kesehatan reproduksi agar tidak terjerumus dalam pergaulan yang salah yang berdampak negatif pada remajanya.

Menjaga Kesehatan reproduksi yang lebih baik melalui pola makan yang sehat, olahraga, dan mengonsumsi vitamin dan sumplemen. Peran orang tua sangat penting dalam kehidupan remaja, sehingga perlu adanya upaya yang lebih dalam menanamkan nilai-nilai moral yang baik pada diri remaja.

Salah satunya adalah menjelaskan kerugian yang timbul dari semua pihak akibat hubungan seks pranikah, penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh praktik seksual yang tidak aman, serta akibat dari ketidaksiapan mental dan finansial untuk menikah akibat kehamilan yang tidak direncanakan.

Orang tua juga perlu menyaring sumber informasi berdasarkan prinsip cinta dan keterbukaan untuk memastikan bahwa pengetahuan yang disampaikan kepada remaja benar dan tidak menimbulkan kecemasan yang tidak semestinya pada remaja. 

Hal ini akan membantu remaja merasa lebih nyaman dan terbuka ketika mendiskusikan isu-isu yang berkaitan dengan isu-isu berikut:

·       Kesehatan reproduksi. Pengetahuan dasar tentang kesehatan reproduksi pada masa remaja. Masa remaja merupakan masa peralihan yang ditandai dengan berbagai perubahan emosi, psikis, dan fisik. Penting bagi generasi muda untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai kesehatan reproduksi dan berbagai faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi.

·       Sebagai pengenalan dasar kesehatan reproduksi remaja hendaknya mengetahui : Pengenalan proses, fungsi, dan sistem reproduksi Mempelajari HIV/AIDS dan penyakit menular seksual lainnya serta dampaknya terhadap kesehatan reproduksi Mengetahui dan menghindari kekerasan seksual.

·       Memahami pengaruh media dan media sosial terhadap perilaku seksual. Mengembangkan keterampilan komunikasi dan membangun kepercayaan diri, terutama untuk menghindari perilaku berisiko. Informasikan dan bimbing remaja Anda agar tidak melakukan kesalahan dalam hal seks dan kesehatan reproduksi.

Isu Remaja Program kesehatan reproduksi remaja telah mendapat perhatian dalam beberapa tahun terakhir karena beberapa alasan.

• Ancaman HIV/AIDS menimbulkan pertanyaan seputar perilaku seksual dan kesehatan reproduksi di kalangan remaja. Diperkirakan 20-25% dari seluruh infeksi HIV di seluruh dunia terjadi di kalangan remaja.

Demikian pula angka kejadian infeksi menular seksual di kalangan remaja, khususnya remaja perempuan, paling tinggi terjadi pada kelompok umur 15 hingga 29 tahun. Jumlah kelahiran pada perempuan menurun, meskipun angka kelahiran pada perempuan di bawah 20 tahun menurun. Kami memberikan pendidikan kesehatan dan layanan yang diperlukan kepada remaja yang terkena dampak gangguan seksual dan reproduksi.

·       Pengetahuan tentang keluarga berencana dan metode kontrasepsi meningkat di kalangan pasangan usia subur, namun tidak ada bukti bahwa hal ini juga berlaku pada remaja.

·       Pengetahuan dan praktik pada masa remaja menjadi dasar perilaku sehat pada tahap kehidupan selanjutnya. Oleh karena itu, berinvestasi dalam program kesehatan reproduksi remaja akan memberikan manfaat seumur hidup.

·       Populasi kaum muda sangat besar. Saat ini, lebih dari separuh populasi dunia berusia di bawah 25 tahun, dan orang Rusia berusia 29 tahun, antara usia 10 dan 25 tahun.

Layanan yang Direkomendasikan untuk Remaja Layanan kesehatan reproduksi yang direkomendasikan meliputi:

·       Pelayanan Konseling, Informasi dan Keluarga Berencana (KB)

·       Pelayanan Kehamilan dan Persalinan (Termasuk Pelayanan Aborsi Aman, Pelayanan Bayi Baru Lahir/Neonatal)

·       Pelayanan Kesehatan Reproduksi termasuk Pencegahan Kemandulan, Infeksi Menular Seksual (ISr) dan Penyakit Menular Seksual (PMS)

·       Penyuluhan dan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)

·       Saran, Informasi dan Edukasi Kesehatan Reproduksi (KIE) Mengapa remaja perlu mengetahui tentang kesehatan reproduksi.

Remaja perlu mengetahui tentang kesehatan reproduksi agar mempunyai informasi yang benar mengenai proses reproduksi dan berbagai faktor yang berkaitan dengannya. Dengan informasi yang benar diharapkan remaja dapat mengembangkan sikap dan perilaku yang bertanggung jawab terhadap proses reproduksi.

 Pengetahuan dasar yang perlu diajarkan pada remaja:

·     Pengenalan sistem, proses, dan fungsi reproduksi (aspek tumbuh kembang remaja) • Mengapa remaja perlu mencapai usia menikah dan, bagaimana merencanakan kehamilan sesuai keinginan pasangan anda.

·       Infeksi menular seksual dan HIV/AIDS serta dampaknya terhadap kesehatan reproduksi

·       Bahaya penggunaan narkoba terhadap kesehatan reproduksi.

·       Pengaruh masyarakat dan media terhadap perilaku seksual.

·       Kekerasan seksual dan cara menghindarinya.

·       Mengembangkan keterampilan komunikasi, termasuk pemberdayaan keyakinan untuk menghindari hal-hal negative Hak-hak reproduksi

Kesimpulan Proses reproduksi merupakan tanggung jawab bersama antara laki-laki dan perempuan. Oleh karena itu, baik laki-laki maupun perempuan perlu mengetahui dan memahami berbagai aspek kesehatan reproduksi.

 
gambar kesehatan dari pixabay

Baca Juga





Penyakit Menular TBC

  Tuberkulosis (TBC) Penyakit Menular yang Perlu Diketahui gambar virus dari pixabay   Bakteri Mycobacterium tuberculosis adalah penyeba...